Diskusi Terbuka Dalam Rangka Harkitnas Bersama BUMN
Assalamu'alaikum.
Menginjak hari ke 7 puasa saya disibukkan menghadiri acara yang benar-benar kaya manfaat dan menginspirasi sekali. Pada tanggal 23 Mei 2018 kemarin saya menghadiri acara "Sharing dan Diskusi Terbuka dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional bersama Kementrian BUMN" di Lotte Shopping Avenue, Jakarta.
Awalnya saya pikir acara ini itu acara diskusi yang seperti biasa saya datangi tapi ternyata berbeda. Disini rasa haru dan cinta akan Indonesia benar-benar terasa. Peserta diskusi dihadiri oleh lebih 300 orang, semua kursi penuh terisi dan ada banyak orang yang rela berdiri pula hanya untuk menghadiri acara ini. Luarr biasa memang.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, entah kenapa atmosphere kala itu lebih terasa sehingga membuat saya haru dan bergetar, apa ini karena saya sudah lama kali ya tidak menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama.
Setelah bernyanyi, para CEO muda memaparkan kisahnya ada William Utomo selaku Founder IDN Media, Adamas Belva CEO and Co- Founder Ruangguru dan Heni Sri Sundani Founder Smart Farmer Kids in Action.
Pertama CEO IDN William Utomo menjelaskan Start Up yang dijalaninya yaitu IDN Media yang mana berdiri sejak tahun 2014. IDN Media ini untuk generasi milenials dan gen Z di Indonesia. William menceritakan awalnya mendirikan IDN Media ini, jadi dia bersama sang kakak yang kebetulan bekerja di Google Singapura ini mendirikan media online yang kini memiliki pembaca 60 juta orang setiap bulannya.
William mengungkapkan ada perbedaan masyarakat Indonesia dengan negara lainya , yaitu jika Indonesia itu mobile phone yang mana membaca semua hal itu lewat HP atau smartphone yang sudah terkoneksi dengan internet. Dan masyarakat Indonesia juga cepet beradaptasi dengan paltform baru jadi pelaku media harus cepat beradaptasi juga.
Melihat hal itu akhirnya IDN Media berfokus pada 3 yaitu multi platform, mobile friendly dan interactive. Nah ketiga ini lah kenapa IDN Media ini setiap bulanya bisa ada lebih 60 juta pembaca. Multi Platform yang dimiliki IDN juga banyak mulai dari berita terkini, memasak, tentang wanita dan lainya makanya tak heran ya kalau setiap bulannya bisa dikunjungi puluhan juta orang.
Lalu ada Adamas Belva selaku Founder Ruangguru. Berawal dari keprihatinan lambatnya pertumbuhan perkembangan di bidang pendidikan di Indonesia Belva meluncurkan digital education yaitu Ruangguru bersama temannya Iman Usman.
Sedih banget sih melihat kenyataanya bahwa ternyata sistem pendidikan di Indonesia itu jika ingin maju maka harus mengejar 125 tahun lagi. Maka dari itu Belva menginginkan sebuah inovasi terbaru dengan mengeluarkan pendidikan lewat digital.
Kenapa digital ? Karena masih banyak daerah-daerah lain di pelosok yang tidak bisa mendapatkan atau sulit mendapatkan buku pelajaran namun sistem kurikulum disamaratakan dari sabang sampai merauke.
Dengan hanya berbekal internet para siswa di Indonesia kini bisa belajar lewat Ruangguru ini. Saat ini ada sekitar 8 juta siswa di Ruangguru dan ada 150.000 guru yang bekerjasama dengan Ruangguru.
Untuk mendapatkan edukasi digital ini kita bisa download aplikasinya di AppStore atau Plasystore. Ada beberapa fitur yang memang gratis namun ada juga pilihan kita bisa memilih guru privat.
Inovasi Ruangguru ini bagus banget karena bisa menjangkau pelosok, untuk memperkenalkan edukasi digital ini Belva dan tim Ruangguru juga mendatangi sekolah-sekolah yang sulit terjangkau.
Kurikulum di Ruangguru sendiri ada 3 yaitu kurikulum lama, kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi . Kok ya banyak banget kurikulumnya? Ya memang sistem pendidikan di Indonesia ini berbeda-beda antara sekolah di berbagai daerah, jadi ada yang masih pakai kurikulum lama dan ada yang masih pakai kurikulum baru , makanya Ruangguru menyediakan 3 kurikulum.
Lalu CEO muda yang terakhir yaitu Heni Sri Sundani Smart Farmer Kids in Action. Nah sesi ini jujur buat saya merinding berkali-kali serta haru biru karena meneteskan air mata mendengar kisahnya.
Heni Sri Sundani ini bercerita kisahnya lebih dulu, jadi beliau anak petani miskin yang hidup di kampung. Ayah dan ibunya bercerai saat masih kecil dan beliau di asuh oleh neneknya. Untuk makan saja sehari sekali.
Dalam mengenyam pendidikannya tentunya tidak mudah, ya untuk makan saja sehari sekali gimana untuk biaya pendidikan? Tapi kesulitan itu menjadi pematik hidupnya . Saat ingin kuliah beliau harus rela menjadi TKI di Hongkong.
Sembari bekerja beliau kuliah disana dan tau ga sih beliau mendapatkan hasil yang terbaik , banyak tawaran untuk melanjutkan kuliah dan banyak tawaran pekerjaan juga disana , namun yang dia pilih yaitu untuk kembali ke tanah air dan ke kampungnya.
Ya ,, dia ingin berbakti untuk negeri terutama untuk anak-anak petani miskin yang sulit mendapatkan pendidikan. Iya bersama suami memiliki misi atau tujuan yang sama lalu mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas.
Awal mendirikan tentunya banyak sekali kesulitan, berawal dari uang 100 ribu yang ia belikan white board dan mengajar beberapa anak petani di sekitar rumahnya. Gerakan ini bersifat sosial alias ga di bayar dan sampai saat ini pun mba Heni ini jadi pengajar yang tidak di bayar.
Mimpi dia yaitu bisa bermanfaat bagi orang banyak, ia ingin anak-anak miskin yang seperti dia bisa putus dari rantai kemiskinan. Dia percaya untuk memutuskan rantai itu ya lewat pendidikan.
Dia selalu bilang " Jadikan Mimpimu Jalan Untuk Mimpi orang lain" ini sarat akan makna banget bagi yang paham dimana kadang kita egois banget ya dalam mengejar impian kita tanpa memikirkan orang lain.
Mba Heni cerita tentang salah satu anak asuhnya, yaitu anak miskin yang sampai mau di DO karena tidak sekolah dengan alasan tidak punya ongkos dan akhirnya anak tersebut mendapat beasiswa dari para donatur setiap bulannya.
Lalu anak itu lulus dan mengikuti ujian SNMPTN Universitas Gajah Mada dan lolos masuk. Tuhhh mendengar ceritanya saya terharu dan merinding.See...luar biasa bukan main ya, kalau di Indonesia ini masih banyak banget anak-anak pintar namun terkendala ekonomi.
Yang jadi masalah saat ini masih banyak anak-anak seperti ini di Indonesia yang biputuh pertolongan. Dan sebenarnya bantuan untuk orang miskin itu ya lewat pendidikan karena pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan, pendidikan anak-anak bisa lebih maju dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Melihat kisah dari para CEO muda Indonesia tadi diharapkan para anak muda yang hadir terinspirasi dan menjadi start up di bidang lainya untuk membangun negeri.
Anak muda itu kaya akan ide dan semangatnya pun tinggi dalam meraih apapun makanya dibutuhkannya sebuah wadah untuk menyalurkannya.
Ternyata banyak lho perusahaan BUMN yang menyediakan wadah ide kreatif para anak muda, pelatihan dan pendampingannya pun disediakan seperti salah satunya dari Telkom Indonesia perusahaan BUMN Indonesia yang kita tidak hanya bermain di dalam negeri saja tetapi di 12 negara lainya.
Telkom Indonesia menyediakan wadah untuk itu yang lebih di kenal itu Indigo. Saat ini sudah banyak lulusan muda Indigo dari Telkom Indonesia yang memiliki start up yang patut di perhitungkan.
Ibu Rini M Soemarno selaku Mentri BUMN RI juga mengungkapkan pemerintah itu tidak diam menanggapi hal ini. Karena sadar betul bahwa masih banyak anak muda di negeri ini yang memiliki ide cemerlang untuk membangun negeri makanya pemerintah terus bekerjasama dengan perusahaan BUMN untuk menyediakan wadahnya.
Sudah banyak dari pemerintah melakukan usaha untuk membangun negeri contohnya saja ibu Rini selalu mendesak perusahaan telekomunikasi seperti Telkom Indonesia ini mendirikan tower-tower BTS di berbagai pelosok negeri.
Sepeperti yang kita tahu juga nih peran tower BTS itu sangat penting karena selain untuk komunikasi kita juga bisa mendapatkan berbagai info yang tentunya bisa memajukan sebuah daerah, ya pembangunan jadi merata. Pemerataan ini terus di galakkan pemerintah dan ini merupakan investasi untuk 20 tahun yang akan datang.
Saat ini anak-anak muda itu menjadi tolak ukur kemajuan sebuah negeri makanya perlu motivasi agar mereka turut serta membangun negeri ini. Dalam membangun negeri bukan hanya peran pemerintah tapi seluruh lapisan masyarakat itu turut andil.
Awalnya saya pikir acara ini itu acara diskusi yang seperti biasa saya datangi tapi ternyata berbeda. Disini rasa haru dan cinta akan Indonesia benar-benar terasa. Peserta diskusi dihadiri oleh lebih 300 orang, semua kursi penuh terisi dan ada banyak orang yang rela berdiri pula hanya untuk menghadiri acara ini. Luarr biasa memang.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, entah kenapa atmosphere kala itu lebih terasa sehingga membuat saya haru dan bergetar, apa ini karena saya sudah lama kali ya tidak menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama.
Setelah bernyanyi, para CEO muda memaparkan kisahnya ada William Utomo selaku Founder IDN Media, Adamas Belva CEO and Co- Founder Ruangguru dan Heni Sri Sundani Founder Smart Farmer Kids in Action.
Pertama CEO IDN William Utomo menjelaskan Start Up yang dijalaninya yaitu IDN Media yang mana berdiri sejak tahun 2014. IDN Media ini untuk generasi milenials dan gen Z di Indonesia. William menceritakan awalnya mendirikan IDN Media ini, jadi dia bersama sang kakak yang kebetulan bekerja di Google Singapura ini mendirikan media online yang kini memiliki pembaca 60 juta orang setiap bulannya.
William mengungkapkan ada perbedaan masyarakat Indonesia dengan negara lainya , yaitu jika Indonesia itu mobile phone yang mana membaca semua hal itu lewat HP atau smartphone yang sudah terkoneksi dengan internet. Dan masyarakat Indonesia juga cepet beradaptasi dengan paltform baru jadi pelaku media harus cepat beradaptasi juga.
Melihat hal itu akhirnya IDN Media berfokus pada 3 yaitu multi platform, mobile friendly dan interactive. Nah ketiga ini lah kenapa IDN Media ini setiap bulanya bisa ada lebih 60 juta pembaca. Multi Platform yang dimiliki IDN juga banyak mulai dari berita terkini, memasak, tentang wanita dan lainya makanya tak heran ya kalau setiap bulannya bisa dikunjungi puluhan juta orang.
Lalu ada Adamas Belva selaku Founder Ruangguru. Berawal dari keprihatinan lambatnya pertumbuhan perkembangan di bidang pendidikan di Indonesia Belva meluncurkan digital education yaitu Ruangguru bersama temannya Iman Usman.
Sedih banget sih melihat kenyataanya bahwa ternyata sistem pendidikan di Indonesia itu jika ingin maju maka harus mengejar 125 tahun lagi. Maka dari itu Belva menginginkan sebuah inovasi terbaru dengan mengeluarkan pendidikan lewat digital.
Kenapa digital ? Karena masih banyak daerah-daerah lain di pelosok yang tidak bisa mendapatkan atau sulit mendapatkan buku pelajaran namun sistem kurikulum disamaratakan dari sabang sampai merauke.
Dengan hanya berbekal internet para siswa di Indonesia kini bisa belajar lewat Ruangguru ini. Saat ini ada sekitar 8 juta siswa di Ruangguru dan ada 150.000 guru yang bekerjasama dengan Ruangguru.
Untuk mendapatkan edukasi digital ini kita bisa download aplikasinya di AppStore atau Plasystore. Ada beberapa fitur yang memang gratis namun ada juga pilihan kita bisa memilih guru privat.
Inovasi Ruangguru ini bagus banget karena bisa menjangkau pelosok, untuk memperkenalkan edukasi digital ini Belva dan tim Ruangguru juga mendatangi sekolah-sekolah yang sulit terjangkau.
Kurikulum di Ruangguru sendiri ada 3 yaitu kurikulum lama, kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi . Kok ya banyak banget kurikulumnya? Ya memang sistem pendidikan di Indonesia ini berbeda-beda antara sekolah di berbagai daerah, jadi ada yang masih pakai kurikulum lama dan ada yang masih pakai kurikulum baru , makanya Ruangguru menyediakan 3 kurikulum.
Lalu CEO muda yang terakhir yaitu Heni Sri Sundani Smart Farmer Kids in Action. Nah sesi ini jujur buat saya merinding berkali-kali serta haru biru karena meneteskan air mata mendengar kisahnya.
Heni Sri Sundani ini bercerita kisahnya lebih dulu, jadi beliau anak petani miskin yang hidup di kampung. Ayah dan ibunya bercerai saat masih kecil dan beliau di asuh oleh neneknya. Untuk makan saja sehari sekali.
Dalam mengenyam pendidikannya tentunya tidak mudah, ya untuk makan saja sehari sekali gimana untuk biaya pendidikan? Tapi kesulitan itu menjadi pematik hidupnya . Saat ingin kuliah beliau harus rela menjadi TKI di Hongkong.
Sembari bekerja beliau kuliah disana dan tau ga sih beliau mendapatkan hasil yang terbaik , banyak tawaran untuk melanjutkan kuliah dan banyak tawaran pekerjaan juga disana , namun yang dia pilih yaitu untuk kembali ke tanah air dan ke kampungnya.
Ya ,, dia ingin berbakti untuk negeri terutama untuk anak-anak petani miskin yang sulit mendapatkan pendidikan. Iya bersama suami memiliki misi atau tujuan yang sama lalu mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas.
Awal mendirikan tentunya banyak sekali kesulitan, berawal dari uang 100 ribu yang ia belikan white board dan mengajar beberapa anak petani di sekitar rumahnya. Gerakan ini bersifat sosial alias ga di bayar dan sampai saat ini pun mba Heni ini jadi pengajar yang tidak di bayar.
Mimpi dia yaitu bisa bermanfaat bagi orang banyak, ia ingin anak-anak miskin yang seperti dia bisa putus dari rantai kemiskinan. Dia percaya untuk memutuskan rantai itu ya lewat pendidikan.
Dia selalu bilang " Jadikan Mimpimu Jalan Untuk Mimpi orang lain" ini sarat akan makna banget bagi yang paham dimana kadang kita egois banget ya dalam mengejar impian kita tanpa memikirkan orang lain.
Mba Heni cerita tentang salah satu anak asuhnya, yaitu anak miskin yang sampai mau di DO karena tidak sekolah dengan alasan tidak punya ongkos dan akhirnya anak tersebut mendapat beasiswa dari para donatur setiap bulannya.
Lalu anak itu lulus dan mengikuti ujian SNMPTN Universitas Gajah Mada dan lolos masuk. Tuhhh mendengar ceritanya saya terharu dan merinding.See...luar biasa bukan main ya, kalau di Indonesia ini masih banyak banget anak-anak pintar namun terkendala ekonomi.
Yang jadi masalah saat ini masih banyak anak-anak seperti ini di Indonesia yang biputuh pertolongan. Dan sebenarnya bantuan untuk orang miskin itu ya lewat pendidikan karena pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan, pendidikan anak-anak bisa lebih maju dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Melihat kisah dari para CEO muda Indonesia tadi diharapkan para anak muda yang hadir terinspirasi dan menjadi start up di bidang lainya untuk membangun negeri.
Anak muda itu kaya akan ide dan semangatnya pun tinggi dalam meraih apapun makanya dibutuhkannya sebuah wadah untuk menyalurkannya.
Ternyata banyak lho perusahaan BUMN yang menyediakan wadah ide kreatif para anak muda, pelatihan dan pendampingannya pun disediakan seperti salah satunya dari Telkom Indonesia perusahaan BUMN Indonesia yang kita tidak hanya bermain di dalam negeri saja tetapi di 12 negara lainya.
Telkom Indonesia menyediakan wadah untuk itu yang lebih di kenal itu Indigo. Saat ini sudah banyak lulusan muda Indigo dari Telkom Indonesia yang memiliki start up yang patut di perhitungkan.
Ibu Rini M Soemarno selaku Mentri BUMN RI juga mengungkapkan pemerintah itu tidak diam menanggapi hal ini. Karena sadar betul bahwa masih banyak anak muda di negeri ini yang memiliki ide cemerlang untuk membangun negeri makanya pemerintah terus bekerjasama dengan perusahaan BUMN untuk menyediakan wadahnya.
Sudah banyak dari pemerintah melakukan usaha untuk membangun negeri contohnya saja ibu Rini selalu mendesak perusahaan telekomunikasi seperti Telkom Indonesia ini mendirikan tower-tower BTS di berbagai pelosok negeri.
Sepeperti yang kita tahu juga nih peran tower BTS itu sangat penting karena selain untuk komunikasi kita juga bisa mendapatkan berbagai info yang tentunya bisa memajukan sebuah daerah, ya pembangunan jadi merata. Pemerataan ini terus di galakkan pemerintah dan ini merupakan investasi untuk 20 tahun yang akan datang.
Saat ini anak-anak muda itu menjadi tolak ukur kemajuan sebuah negeri makanya perlu motivasi agar mereka turut serta membangun negeri ini. Dalam membangun negeri bukan hanya peran pemerintah tapi seluruh lapisan masyarakat itu turut andil.
Comments
Post a Comment